You're Beautiful, INg

You're Beautiful, INg
내가 이쁘다고 ...:)

My Songs


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Minggu, 12 Desember 2010

42 Hal Yang Tidak Diketahui Anak Tentang Ayahnya

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

4. Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

5. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

6. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

7. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

8. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

9. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

10. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

11. Ayah benar-benar senang membantu seseorang...tapi ia sukar meminta bantuan.

12. Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan" ^_~

13. Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

14. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

15. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

16. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

17. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

18. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

19. Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

20. Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

22. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.....
23. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

24. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....

25. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

26. Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"

27. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

28. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.

29. Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

30. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....

31. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....

32. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

33. Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

34. ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster...

35. tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

36. Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

37. Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,, jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

38. Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

39. Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....

40. Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...

41. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....

42. Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Repost: http://anakgalau.blogspot.com/2010/11/42-hal-yang-tidak-diketahui-anak.html

Kamis, 09 Desember 2010

A.L.O.N.E

mendung masih bergelayut manja di awan malam...
aku dapat merasakan dari dalam bilik kamarku,
tanpa harus aku memandang keluar..
hari-hariku terdampar diatas pinggiran ranjang,
di pikiranku hanyalah memikirkan bagaimana caranya aku dapat berjalan kembali..
bahkan bagaimana cara berjalan aku lupa, bahkan berlari..
aku sama sendirinya seperti malam yang mendung..
dihindari...
hanya dapat meyalahi diri sendiri karena tidak dapat berbuat apa-apa...
hidupku hanya bertemu malam..
sama gelapnya dengan hidupku meski ada setitik sinar dari bulan yang tertutup awan,
atau bintang yang bersembunyi dibalik awan..
entah mereka tulus atau tidak menemani langit malam yang gelap..
sang malam tersenyum memandangku yang menggunakan tongkat..
seakan berkata: "kasihan dirimu... sama seperti aku..
manusia akan melirik aku apabila sang bintang dan bulan menemani aku tanpa ada awan... tapi berbeda denganmu, orang lain melirikmu karena kamu memakai tongkat.."
bukan hanya malam yang melihatku,
tapi aku merasa sampai tembok pun melihatku dengan iba..
kadang aku takut bertemu malam.. aku takut dengan harapan..
semula aku yakin banyak yang akan membantu dan menemaniku..
namun semakin lama semakin sunyi, tenggelam bahkan menghilang...
bila ada yang memperhatikanku, kurasa ada seseorang yang tidak suka dengan kehadiranku...
mata saat melihatku tersirat akan rasa benci..
aku tak tau, pembicaraanku ini mengarah kemana...
ini aku.. aku yang sendiri.. sama seperti malam..
semakin tinggi bulan naik, semakin banyak orang yang menghilang di balik selimutnya..
aku hanya berteman laptop.. berteman dengan diari yang sama sekali tidak dapat berbicara...
saat ini aku tidak bisa berpikit dengan adanya Tuhan..
lidahku kelu saat aku harus mengucapkan kalimat-kalimat permohonanku pada-Nya..
aku bosan sendiri.. aku ingin seperti aku yang dulu tanpa tongkat..
aku lelah, aku lelah menangisi cobaanku..
aku bukanlah orang yang setegar batu karang.. aku rapuh..
aku hanyalah orang yang berharap pagi cepatlah datang,
sehingga aku bisa bangun dari mimpi dan aku dapat berjalan...
inginku bergelayut manja pada malam.. kadang aku berharap malam itu panjang,
sehingga pagi akan jauh untuk terbitkan sang surya...
pernah di dalam mimpiku aku dapat berjalan.. sebisa mungkin aku tak ingin bangun..
aku masih menginginkan mimpi itu..
aku bisa berjalan dengan kaki kananku tanpa tongkat...
aku rasa percuma kaki ini menggunakan alat bantu,
aku tau pasti tak akan sama seperti 2 bulan kemarin..
saat ini aku menderita... meskipun aku tau masih banyak orang yang lebih menderita dariku..
terserah orang beranggapan apa.. karena aku yang merasakan..
bagaimana bisa saat ini aku memikirkan orang lain...
malam... cabut nyawaku.. aku siap..
inilah aku yang kesepian dan putus asa..
ini rintihanku, bukan doaku..
tak ada harapan jadikanku kuat..
aku sekarang sendiri... yang aku butuhkan sekarang bukan orang tua ataupun adik..
yang aku butuhkan adalah teman-temanku yang dulu..
aku egois??
yaaaa... aku egois... karena kalian tidak pernah tau apa yang aku rasakan..
yang kalian lihat adalah usahaku, serta yang kalian dengar adalah peristiwa kejadian..
aku butuh teman wahai malam...
bila malam ini aku bermimpi kakiku dapat berjalan kembali..
tolong jangan bangunkan aku... aku masih ingin bermimpi...
semoga malam masih setia menemani....

Rabu, 08 Desember 2010

Naskah untuk Closing Year Party 2010.... *psychonitelife*

Realita dan Sinetron

Pelakon:
Wanita 1 : 21 tahun, suka mengeluh, sensitif dan keras kepala
Wanita2 : 21 tahun, lebih berorientasi pada masa depan dan pendidikan serta berpendirian keras
Wanita 3 : 20 tahun, menggunakan tongkat, suka mengeluh dan gampang menyerah
Setting, Properti, Kostum, Make up: BEBAS AH!!!!

Wanita 1 memasuki panggung, kemudian terduduk di lantai.
Wanita 1: “(duduk/jongkok) Aku... Aku tersiksa akan hadirnya cinta.. Aku selalu merasa tersakiti akan hadirnya cinta.. Apa? Apa arti sebenarnya cinta? Menurut dosenku cinta adalah sesuatu yang tidak harus memiliki, karena cinta yang sebenarnya adalah bagaimana usaha kita untuk melihat orang yang kita cintai bahagia. Tapi, apa yang aku rasakan? Sakit.. hanya sakit yang aku dapatkan..”

(Muncul wanita 2)

Wanita 2: “hhhm... hanya itu? Apa menurutmu hidup hanya bergantung pada cinta saja? Masih banyak yang harus kau pikirkan.. Masa depanmu, keluargamu, atau sahabatmu...”

Wanita 1: “Kau pikir kau siapa? Berani menyela perkataanku... Inilah aku apa adanya yang butuh akan cinta.. Aku pun ingin merasakan bahagia cinta tanpa harus aku yang berkorban..”

Wanita 2: “Aku... ahsudahlah. Aku hanya ingin membuka matamu saja.. Bahwa tidak hanya cinta yang dapat kau pikirkan. Itu saja. Aku menyela perkataanmu karena aku terganggu dengan ucapanmu tentang cinta. Hidup ini perlu hal yang lain juga mamen. Ilmu, makan, masa depan, daaaan... masih banyak yang diperlukan.”

Wanita 1: “Hei.. santai kau.. Ini aku.. aku bangga akan diriku sendiri tanpa harus kau atur aku harus berbuat apa.. ini perasaanku bukan perasaanmu, kenapa kau yang sibuk mengurusinya.. atur saja hidupmu, lagi pula aku sama sekali tidak mengenalmu.”

Wanita 2: “Dari kesan awalku, kau terkesan orang yang egois dan keras kepala...”

Wanita 1: “Kau tidak berhak menilaiku...”

Wanita 2: “Tentu saja aku berhak.. karena itu kesanku untukmu..”

Wanita 1: “Kau mulut besar...”

Wanita 2: “(senyum) waaaw, berarti buaya dapat memasukinya... aku takut..”

Wanita 1: “Diam kau jalang!”

Wanita 2: “Kau tidak berhak berkata demikian tentangku...”

Wanita 1: “Aku berhak! Karena itu penilaianku padamu...”

Wanita 2: “DIAM!!! Bahkan kau tidak tau bagaimana aku”

(muncul wanita 3 dengan menggunakan tongkat dengan tertatih..)
Wanita 3: “Hei.. kalian pikir suara kalian dari jauh terdengar merdu? Terlalu sumbang untuk didengar. Apa yang kalian ributkan? Masalah dipanggil dosen karena keluhan di twitter? Atau dimarahi asdos karena salah dalam format pengambilan data? Atau tidak terima dengan pemotongan nilai? Atau.. ”

Wanita 1&2: “DIAM KAU PINCANG!!! Ini bukan urusanmu!”

Wanita 3: “Heeeii, santailah... aku dapat saja menghantam kepala kalian dengan tongkat ini.. sekali lagi aku tanya apa permasalahan kalian? Kurasa kita saling kenal, namun kita tidak pernah berbicara di kelas ini. Ada yang bisa saya bantu?”

Wanita 2: “untuk apa membantu kami? Aku bahkan baru melihatmu, pincang...”

Wanita 3: “Diam kau, kau tak berhak berikan cap tentangku. Perkataanmu terlalu kasar..”

Wanita 1: “Betul apa yang dikatakannya, pincang.. Kau terlalu sok tahu..”

Wanita 3: “sejak kapan kalian menjadi kompak seperti ini? Tadi kalian begitu meributkan hal-hal yang sangat tidak penting.. harusnya kau membelaku karena kakiku ini. yaaa, dosenku pernah berkata bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Jadi kalian harus membantuku dan membelaku..”

Wanita 2: “jangan urusi urusan kami, kau mengurus dirimu sendiri pun tidak bisa..”

Wanita 1: “Heeeii, kembali pada benang merah... tadi aku dan kau berbicara tentang cinta dan masa depan...”

Wanita 2: “tidak ada masa depan bila kau hanya memikirkan cinta saja.. (senyum sinis) kau pikir kau hidup di dunia sinetron..”

Wanita 1: “bila disamakan dengan sinetron. Ku rasa kau seperti Mischa... tidak peka terhadap cinta, dan orang yang mengasihimu..”

Wanita 2: “dan kau seperti Fitri yang tolol hanya mengaharapkan cinta dari farel saja..”

Wanita 1: “Kau seperti Mesya yang tidak suka dengan kebahagiaan orang lain..”

Wanita 2: “kau seperti Zahira yang hanya diam memendam perasaanmu pada Arman...”

Wanita 1: “kau ....”

Wanita 3: “STOP!! Ini melewati konteks, mengapa harus mengkaitkan realita dengan sinetron.. Kalian tau aku muak dengan pembicaraan kalian.. tidak berbobot.. ya sudah aku pergi, hatiku terlalu cenat-cenut di dekat kalian.. lebih baik aku menonton Glee daripada sinetron murahan..” (pergi meninggalkan wanita 1 & 2)

Wanita 1&2: “enyahlah kau pincang...”

Hening...
Wanita 2: “kau tau, apa yang dikatakan si pincang itu benar.. pembicaraan kita tidak berbobot..”

Wanita 1: “yaa, kau benar mulut besar.. tak akan habis-habisnya berbicara tentang cinta..”

Wanita 2: “tepat sekali perempuan egois.. aku pun lelah dengan kuliah.. aku jenuh, aku butuh hiburan.. mungkin ada baiknya kita memulai dari bagian yang terbaik..”

Wanita 1: “Tapi kita butuh cinta.. Egois bila meminta orang lain untuk mencintai kita..”

Wanita 2: “Hhhmm, tapi kita tetap harus memikirkan masa depan kita.. Selesaikan kuliah, meniti karir, dan memiliki masa depan yang cerah dan mungkin sebagian dari cinta..”

Wanita 1: “Kurasa pembicaraan kita semakin ngawur.. kau tau mengapa aku tak mau memikirkan masa depan dan kuliahku? Aku selalu mengeluh tentang tugasku, aku merasa aku sama sekali tak mampu mengerjakannya...”

(datang wanita 3)
Wanita 3: “aku pun sama.. aku lelah mengejar dosen pembimbing pertamaku.. aku bahkan tidak menemukan solusinya, dan aku sama sekali tidak mendapatkan referensi teori darinya. Yaah kuakui ini salahku, karena aku kurang termotivasi untuk menemuinya... aku takut, aku takut aku akan lulus lewat dari targetku..”

Wanita 2: “kenapa baru kau pikirkan sekarang? Tetapi, tidak ada kata terlambat untuk ini semua, kalian masih bisa bangkit.. daya juang, motivasi dan dorongan ada di dalam diri kalian dan aku juga tentunya.. heeii, sejak kapan kau datang??"

Wanita 3: "baru saja..."

Wanita 1: “tapi kita juga butuh cinta.. kita harus bisa cinta dengan tugas-tugas kita agar kita dapat menyelesaikannya dengan baik. Bukan mengeluh di twitter seperti yang aku lakukan..”

Wanita 2: “kaauu... dari tadi yang kau ucapkan cinta.. aku muak..”

Wanita3: “DIAM... tidakkah kalian tau, usia kita makin beranjak.. tidak ada gunanya menggerutu masalah cinta dan tugas-tugas yang menumpuk.. aku pun takut untuk menghadapi skripsi.. aku takut mengulang kuliah-kuliah yang lain..”

Wanita 2: “Kau pun sekarang sedang mengeluh, pincang... tak ada gunanya kalian menangis stapi tanpa usaha.. gunakan kesempatan kalian yang bisa menempuh bangku kuliah.. banyak orang yang tidak bisa menikmati pendidikan yang layak.. kalian gunakanlah kesempatan itu.. aku pun sama takutnya dengan kalian...”

Wanita 1: “karena itu kita butuh cinta ..”

Wanita 2&3: “DIAM KAU...”

Wanita 2: “yang harus kita lakukan saat ini adalah fokus terhadap tujuan kita.. kita punya cara masing-masing untuk dapat mencapai harapan dan cita-cita kita..”

Wanita 1: “baru aku sadari... pembicaraan kita ini sudah ngawur..”

Wanita 3: “sudah ratusan kali aku katakan pada kalian, ini memang sudah diluar konteks..”

Wanita 1: “kau baru mengatakan sekali...”

Wanita 3: “itu perumpamaan..”

Wanita 2: “sudahlah... lebih baik kita renungkan kejadian malam ini. Semoga kita termotivasi untuk masa depan kita... agar ilmu yang kita dapatkan selama ini tidak sia-sia.. kau pincang, kau masih dapat mengejar dosenmu itu untuk bimbingan, dan kau egois kau masih dapat mencapai harapanmu dengan cintamu itu..”
Wanita 1&3: “kau sendiri?”

Wanita 2: “aku akan melakukan apa yang aku katakan.. karena yang kita keluhkan adalah hal yang sama...”

Wanita 3: “cukup untuk malam ini.. aku pamit...”

Wanita 2: “Hei pincang, sini aku bantu...”

Wanita 1: “aku juga, kau tidak dapat berjalan tanpa bantuan kami...”

Wanita 3: “terimakasih... kau tau malam ini aku ingin menangis karena hal ini...”

Wanita 2: “sudahlah, jangan diperpanjang... nanti cerita kita ini tak akan tamat..”

Wanita 1: “inilah bentuk cinta yang kumaksud..”

Wanita 2&3: “DIAM...”





_Tamat_


the casts: