You're Beautiful, INg

You're Beautiful, INg
내가 이쁘다고 ...:)

My Songs


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Minggu, 12 Desember 2010

42 Hal Yang Tidak Diketahui Anak Tentang Ayahnya

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

4. Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

5. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

6. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

7. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

8. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

9. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

10. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

11. Ayah benar-benar senang membantu seseorang...tapi ia sukar meminta bantuan.

12. Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan" ^_~

13. Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

14. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

15. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

16. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

17. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

18. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

19. Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

20. Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

22. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.....
23. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

24. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....

25. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

26. Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"

27. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

28. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.

29. Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

30. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....

31. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....

32. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

33. Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

34. ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster...

35. tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

36. Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

37. Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,, jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

38. Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

39. Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....

40. Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...

41. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....

42. Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Repost: http://anakgalau.blogspot.com/2010/11/42-hal-yang-tidak-diketahui-anak.html

Kamis, 09 Desember 2010

A.L.O.N.E

mendung masih bergelayut manja di awan malam...
aku dapat merasakan dari dalam bilik kamarku,
tanpa harus aku memandang keluar..
hari-hariku terdampar diatas pinggiran ranjang,
di pikiranku hanyalah memikirkan bagaimana caranya aku dapat berjalan kembali..
bahkan bagaimana cara berjalan aku lupa, bahkan berlari..
aku sama sendirinya seperti malam yang mendung..
dihindari...
hanya dapat meyalahi diri sendiri karena tidak dapat berbuat apa-apa...
hidupku hanya bertemu malam..
sama gelapnya dengan hidupku meski ada setitik sinar dari bulan yang tertutup awan,
atau bintang yang bersembunyi dibalik awan..
entah mereka tulus atau tidak menemani langit malam yang gelap..
sang malam tersenyum memandangku yang menggunakan tongkat..
seakan berkata: "kasihan dirimu... sama seperti aku..
manusia akan melirik aku apabila sang bintang dan bulan menemani aku tanpa ada awan... tapi berbeda denganmu, orang lain melirikmu karena kamu memakai tongkat.."
bukan hanya malam yang melihatku,
tapi aku merasa sampai tembok pun melihatku dengan iba..
kadang aku takut bertemu malam.. aku takut dengan harapan..
semula aku yakin banyak yang akan membantu dan menemaniku..
namun semakin lama semakin sunyi, tenggelam bahkan menghilang...
bila ada yang memperhatikanku, kurasa ada seseorang yang tidak suka dengan kehadiranku...
mata saat melihatku tersirat akan rasa benci..
aku tak tau, pembicaraanku ini mengarah kemana...
ini aku.. aku yang sendiri.. sama seperti malam..
semakin tinggi bulan naik, semakin banyak orang yang menghilang di balik selimutnya..
aku hanya berteman laptop.. berteman dengan diari yang sama sekali tidak dapat berbicara...
saat ini aku tidak bisa berpikit dengan adanya Tuhan..
lidahku kelu saat aku harus mengucapkan kalimat-kalimat permohonanku pada-Nya..
aku bosan sendiri.. aku ingin seperti aku yang dulu tanpa tongkat..
aku lelah, aku lelah menangisi cobaanku..
aku bukanlah orang yang setegar batu karang.. aku rapuh..
aku hanyalah orang yang berharap pagi cepatlah datang,
sehingga aku bisa bangun dari mimpi dan aku dapat berjalan...
inginku bergelayut manja pada malam.. kadang aku berharap malam itu panjang,
sehingga pagi akan jauh untuk terbitkan sang surya...
pernah di dalam mimpiku aku dapat berjalan.. sebisa mungkin aku tak ingin bangun..
aku masih menginginkan mimpi itu..
aku bisa berjalan dengan kaki kananku tanpa tongkat...
aku rasa percuma kaki ini menggunakan alat bantu,
aku tau pasti tak akan sama seperti 2 bulan kemarin..
saat ini aku menderita... meskipun aku tau masih banyak orang yang lebih menderita dariku..
terserah orang beranggapan apa.. karena aku yang merasakan..
bagaimana bisa saat ini aku memikirkan orang lain...
malam... cabut nyawaku.. aku siap..
inilah aku yang kesepian dan putus asa..
ini rintihanku, bukan doaku..
tak ada harapan jadikanku kuat..
aku sekarang sendiri... yang aku butuhkan sekarang bukan orang tua ataupun adik..
yang aku butuhkan adalah teman-temanku yang dulu..
aku egois??
yaaaa... aku egois... karena kalian tidak pernah tau apa yang aku rasakan..
yang kalian lihat adalah usahaku, serta yang kalian dengar adalah peristiwa kejadian..
aku butuh teman wahai malam...
bila malam ini aku bermimpi kakiku dapat berjalan kembali..
tolong jangan bangunkan aku... aku masih ingin bermimpi...
semoga malam masih setia menemani....

Rabu, 08 Desember 2010

Naskah untuk Closing Year Party 2010.... *psychonitelife*

Realita dan Sinetron

Pelakon:
Wanita 1 : 21 tahun, suka mengeluh, sensitif dan keras kepala
Wanita2 : 21 tahun, lebih berorientasi pada masa depan dan pendidikan serta berpendirian keras
Wanita 3 : 20 tahun, menggunakan tongkat, suka mengeluh dan gampang menyerah
Setting, Properti, Kostum, Make up: BEBAS AH!!!!

Wanita 1 memasuki panggung, kemudian terduduk di lantai.
Wanita 1: “(duduk/jongkok) Aku... Aku tersiksa akan hadirnya cinta.. Aku selalu merasa tersakiti akan hadirnya cinta.. Apa? Apa arti sebenarnya cinta? Menurut dosenku cinta adalah sesuatu yang tidak harus memiliki, karena cinta yang sebenarnya adalah bagaimana usaha kita untuk melihat orang yang kita cintai bahagia. Tapi, apa yang aku rasakan? Sakit.. hanya sakit yang aku dapatkan..”

(Muncul wanita 2)

Wanita 2: “hhhm... hanya itu? Apa menurutmu hidup hanya bergantung pada cinta saja? Masih banyak yang harus kau pikirkan.. Masa depanmu, keluargamu, atau sahabatmu...”

Wanita 1: “Kau pikir kau siapa? Berani menyela perkataanku... Inilah aku apa adanya yang butuh akan cinta.. Aku pun ingin merasakan bahagia cinta tanpa harus aku yang berkorban..”

Wanita 2: “Aku... ahsudahlah. Aku hanya ingin membuka matamu saja.. Bahwa tidak hanya cinta yang dapat kau pikirkan. Itu saja. Aku menyela perkataanmu karena aku terganggu dengan ucapanmu tentang cinta. Hidup ini perlu hal yang lain juga mamen. Ilmu, makan, masa depan, daaaan... masih banyak yang diperlukan.”

Wanita 1: “Hei.. santai kau.. Ini aku.. aku bangga akan diriku sendiri tanpa harus kau atur aku harus berbuat apa.. ini perasaanku bukan perasaanmu, kenapa kau yang sibuk mengurusinya.. atur saja hidupmu, lagi pula aku sama sekali tidak mengenalmu.”

Wanita 2: “Dari kesan awalku, kau terkesan orang yang egois dan keras kepala...”

Wanita 1: “Kau tidak berhak menilaiku...”

Wanita 2: “Tentu saja aku berhak.. karena itu kesanku untukmu..”

Wanita 1: “Kau mulut besar...”

Wanita 2: “(senyum) waaaw, berarti buaya dapat memasukinya... aku takut..”

Wanita 1: “Diam kau jalang!”

Wanita 2: “Kau tidak berhak berkata demikian tentangku...”

Wanita 1: “Aku berhak! Karena itu penilaianku padamu...”

Wanita 2: “DIAM!!! Bahkan kau tidak tau bagaimana aku”

(muncul wanita 3 dengan menggunakan tongkat dengan tertatih..)
Wanita 3: “Hei.. kalian pikir suara kalian dari jauh terdengar merdu? Terlalu sumbang untuk didengar. Apa yang kalian ributkan? Masalah dipanggil dosen karena keluhan di twitter? Atau dimarahi asdos karena salah dalam format pengambilan data? Atau tidak terima dengan pemotongan nilai? Atau.. ”

Wanita 1&2: “DIAM KAU PINCANG!!! Ini bukan urusanmu!”

Wanita 3: “Heeeii, santailah... aku dapat saja menghantam kepala kalian dengan tongkat ini.. sekali lagi aku tanya apa permasalahan kalian? Kurasa kita saling kenal, namun kita tidak pernah berbicara di kelas ini. Ada yang bisa saya bantu?”

Wanita 2: “untuk apa membantu kami? Aku bahkan baru melihatmu, pincang...”

Wanita 3: “Diam kau, kau tak berhak berikan cap tentangku. Perkataanmu terlalu kasar..”

Wanita 1: “Betul apa yang dikatakannya, pincang.. Kau terlalu sok tahu..”

Wanita 3: “sejak kapan kalian menjadi kompak seperti ini? Tadi kalian begitu meributkan hal-hal yang sangat tidak penting.. harusnya kau membelaku karena kakiku ini. yaaa, dosenku pernah berkata bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Jadi kalian harus membantuku dan membelaku..”

Wanita 2: “jangan urusi urusan kami, kau mengurus dirimu sendiri pun tidak bisa..”

Wanita 1: “Heeeii, kembali pada benang merah... tadi aku dan kau berbicara tentang cinta dan masa depan...”

Wanita 2: “tidak ada masa depan bila kau hanya memikirkan cinta saja.. (senyum sinis) kau pikir kau hidup di dunia sinetron..”

Wanita 1: “bila disamakan dengan sinetron. Ku rasa kau seperti Mischa... tidak peka terhadap cinta, dan orang yang mengasihimu..”

Wanita 2: “dan kau seperti Fitri yang tolol hanya mengaharapkan cinta dari farel saja..”

Wanita 1: “Kau seperti Mesya yang tidak suka dengan kebahagiaan orang lain..”

Wanita 2: “kau seperti Zahira yang hanya diam memendam perasaanmu pada Arman...”

Wanita 1: “kau ....”

Wanita 3: “STOP!! Ini melewati konteks, mengapa harus mengkaitkan realita dengan sinetron.. Kalian tau aku muak dengan pembicaraan kalian.. tidak berbobot.. ya sudah aku pergi, hatiku terlalu cenat-cenut di dekat kalian.. lebih baik aku menonton Glee daripada sinetron murahan..” (pergi meninggalkan wanita 1 & 2)

Wanita 1&2: “enyahlah kau pincang...”

Hening...
Wanita 2: “kau tau, apa yang dikatakan si pincang itu benar.. pembicaraan kita tidak berbobot..”

Wanita 1: “yaa, kau benar mulut besar.. tak akan habis-habisnya berbicara tentang cinta..”

Wanita 2: “tepat sekali perempuan egois.. aku pun lelah dengan kuliah.. aku jenuh, aku butuh hiburan.. mungkin ada baiknya kita memulai dari bagian yang terbaik..”

Wanita 1: “Tapi kita butuh cinta.. Egois bila meminta orang lain untuk mencintai kita..”

Wanita 2: “Hhhmm, tapi kita tetap harus memikirkan masa depan kita.. Selesaikan kuliah, meniti karir, dan memiliki masa depan yang cerah dan mungkin sebagian dari cinta..”

Wanita 1: “Kurasa pembicaraan kita semakin ngawur.. kau tau mengapa aku tak mau memikirkan masa depan dan kuliahku? Aku selalu mengeluh tentang tugasku, aku merasa aku sama sekali tak mampu mengerjakannya...”

(datang wanita 3)
Wanita 3: “aku pun sama.. aku lelah mengejar dosen pembimbing pertamaku.. aku bahkan tidak menemukan solusinya, dan aku sama sekali tidak mendapatkan referensi teori darinya. Yaah kuakui ini salahku, karena aku kurang termotivasi untuk menemuinya... aku takut, aku takut aku akan lulus lewat dari targetku..”

Wanita 2: “kenapa baru kau pikirkan sekarang? Tetapi, tidak ada kata terlambat untuk ini semua, kalian masih bisa bangkit.. daya juang, motivasi dan dorongan ada di dalam diri kalian dan aku juga tentunya.. heeii, sejak kapan kau datang??"

Wanita 3: "baru saja..."

Wanita 1: “tapi kita juga butuh cinta.. kita harus bisa cinta dengan tugas-tugas kita agar kita dapat menyelesaikannya dengan baik. Bukan mengeluh di twitter seperti yang aku lakukan..”

Wanita 2: “kaauu... dari tadi yang kau ucapkan cinta.. aku muak..”

Wanita3: “DIAM... tidakkah kalian tau, usia kita makin beranjak.. tidak ada gunanya menggerutu masalah cinta dan tugas-tugas yang menumpuk.. aku pun takut untuk menghadapi skripsi.. aku takut mengulang kuliah-kuliah yang lain..”

Wanita 2: “Kau pun sekarang sedang mengeluh, pincang... tak ada gunanya kalian menangis stapi tanpa usaha.. gunakan kesempatan kalian yang bisa menempuh bangku kuliah.. banyak orang yang tidak bisa menikmati pendidikan yang layak.. kalian gunakanlah kesempatan itu.. aku pun sama takutnya dengan kalian...”

Wanita 1: “karena itu kita butuh cinta ..”

Wanita 2&3: “DIAM KAU...”

Wanita 2: “yang harus kita lakukan saat ini adalah fokus terhadap tujuan kita.. kita punya cara masing-masing untuk dapat mencapai harapan dan cita-cita kita..”

Wanita 1: “baru aku sadari... pembicaraan kita ini sudah ngawur..”

Wanita 3: “sudah ratusan kali aku katakan pada kalian, ini memang sudah diluar konteks..”

Wanita 1: “kau baru mengatakan sekali...”

Wanita 3: “itu perumpamaan..”

Wanita 2: “sudahlah... lebih baik kita renungkan kejadian malam ini. Semoga kita termotivasi untuk masa depan kita... agar ilmu yang kita dapatkan selama ini tidak sia-sia.. kau pincang, kau masih dapat mengejar dosenmu itu untuk bimbingan, dan kau egois kau masih dapat mencapai harapanmu dengan cintamu itu..”
Wanita 1&3: “kau sendiri?”

Wanita 2: “aku akan melakukan apa yang aku katakan.. karena yang kita keluhkan adalah hal yang sama...”

Wanita 3: “cukup untuk malam ini.. aku pamit...”

Wanita 2: “Hei pincang, sini aku bantu...”

Wanita 1: “aku juga, kau tidak dapat berjalan tanpa bantuan kami...”

Wanita 3: “terimakasih... kau tau malam ini aku ingin menangis karena hal ini...”

Wanita 2: “sudahlah, jangan diperpanjang... nanti cerita kita ini tak akan tamat..”

Wanita 1: “inilah bentuk cinta yang kumaksud..”

Wanita 2&3: “DIAM...”





_Tamat_


the casts:

Selasa, 23 November 2010

22 November 2010

jejaring sosial...:)
Ketika Anda punya masalah dengan atasan, rekan kerja, atau klien Anda, hindari mengeluhkan hal tersebut di Facebook atau Twitter. Status Anda bisa dibaca oleh banyak orang, termasuk atasan dan relasi Anda. Coba ingat, mereka sudah menjadi bagian dari teman Anda, kan? Jadi, jagalah jari-jari Anda supaya tidak mengetik kata-kata sembarangan. Mereka akan berpikir Anda tidak profesional. Daripada berkeluh kesah, sebaiknya tuliskan hal-hal positif yang membuat orang lain bersemangat. (http://female.kompas.com/read/xml/2010/02/02/13452823/Rambu-rambu.Status.di.Situs.Jejaring.Sosial)

saya baru saja mengalami hal ini... saya dan empat orang teman saya (semua cewe) dipanggil dosen setelah pulang kuliah.. kita pikir kita sedang memiliki masalah dengan absensi kehadiran.. ternyata di luar dugaan ini masalah account twitter...
kejadiannya hari sabtu ketika sedang mengumpulkan laporan akhir.. ada banyak kesalahan yang kami lakukan, sehingga kami ditegur oleh asisten. ada beberapa merasa tidak terima sehingga meluapkan semua keluhan di twitter..
pertanyaannya kok bisa ketahuan? padahal uda sengaja ga follow twitter asdos.. hahhaa...:D
terlepas dari itu semua dosen saya menegur kami, bersyukur dosen saya tidak marah meskipun tau dalam hati kecewa dengan mahasiswinya yang manis2 ini.. dosen saya kecewa karena bahasa yang kami gunakan itu sangatlah tidak pantas dan sama saja menjelekkan mata kuliah tersebut. seharusnya kita ngomong langsung kepada dosen yang bersangkutan dan tidak meluapkan emosi yang ada di hati dan pikiran ke dunia maya..
ya..ya..ya.. yang penting clear..
tapi kalau dipikir2 lagi lucu dgn kejadian ini.. lumayan biar ada cerita untuk anak cucu.. hahaha...:)
temen2 jgn sembarangan menggunakan account jejaring sosial kalian yaaaah...
gunakan bahasa yang sopan...:)

Minggu, 07 November 2010

15 Oktober 2010




jangan pernah coba-coba main karet saat maghrib..
akibatnya fatal.. hahahha...
sore itu tgl 15-10-10 gw baru pulang ujian Psikologi Keluarga. setelah ujian gw ke sekre teto buat main capsah.. hadeuh seru lah yah main capsah dan daihimin(dao ming tse sih gw nyebutnya...)
sebelumnya anak-anak yang lain ada ngomong pengen lompat-lompatan.. si eben ngeluarin karet gelang yang uda di jalin jadi panjang jadi tali. ya sodara-sodara, permainanan lompat2an tersebut bernama lompat tali a.k.a lompat karet...:)
jadi masing2 orang patungan gope, sehingga gw tertarik untuk main lompat karet..
setelah uang terkumpul pergilah eben dan putu ke pasar beli karet, gw dan yang lain masih lanjut bermain kartu..
singkat cerita setelah karet dijalin, kita ke taman yang dekat sekre untuk main karet..
ada gw, wied, rusli, dhara, lele, putu, k' eva, eben, k' dennis, dan erna (klw ada yang lupa harap maklum...:p)
permainan pertama mulus saat karet posisinya masih di lutut, yg lain loncat dan gw kena rok sehingga membuat gw harus megang tali. setelah gw bebas bagian talinya uda di dagu lele dan k' dennis..
setelah yg lain lompat dan gag berhasil tibalah giliran gw.. dgn kuda-kuda yang mantap gw loncat, ibarat slow motion rok gw melayang-layang (catatan: gw pake rok dan kemeja putih!!!)... gw berhasil loncat saudara-saudara.... tetapi kaki gw keseleo, saat terduduk si wied masi sempat nanya "jangan bercanca INg??" jiaaaah...
lalu si eben membalikan kaki kanan gw ternyata luka dalam dan terdengar bunyi krrreeeek... darah mengalir keluar, lemaknya kayaknya jg ada deh putih2 gt gw liat.. semua heboh dan panik, darah mengalir lebih deras teman-teman yang lain ada yang nyiram pake air mineral dan tisu..
eben dan wied bergegas ke poliklinik kampus, akhirnya dateng dengan kursi roda dari poli.. (sebenernya prosesi adegan poli ini agak panjang, ada adegan gotong2an dgn satpam, lewat basement panjanglah...:p) lalu digotonglah gw ke poli, kaki dibersihin dan diperban. kata dokter di poli sih gag sampe dijait... sekali lagi, GAG SAMPE DIJAIT... tapi gw harus dibawa ke RS biar lebih dapat perawatan. temen2 yang lain ada yang bilang RS Immanuel si eben di RS Halmahera aja karena spesialis tulang2an gitu.
akhirnya terpilihlah halmahera... darah masih mengucur deras di kaki gw, lemas dan pusing. anak2 teto banyak berdatangan seperti shadam, moty, christo dll.. ternyata gw dijemput pakai ambulance.. hebat!! saya yang takut ambulance, naik ambulance.. akhirnya gw digotong pake tandu naik ambulance. di mobil terkutuak itu ada gw (pastilah gw korban), erna, dhara, devi dan ocha.. banyangin kampus maranatha tiba-tiba ada ambulance, banyak yang membuat bertanya-tanya ada apa padahal cuma jatoh karena patah kaki...
tibalah di halmahera (langsung bagian uda diperiksa lha yaaah....)
gw di rontgen, dan ternyata gw harus NGINAP di RS.. dan harus di operasi masang pen dan dijait.. (inget kata dokter di poliklinik kampus luka gw GAG PERLU DIJAIT) ngebayanginnya aja susah gw, ternyata diluar dugaan.. nyaris menangis gw, seandainya denger kata temen2 gw "jangan main INg kamu pake rok...." nyeseeeeeeeeeel gw..
setelah nginap di RS tetep aja kita bercapsah ria.. gw, k' eva, putu, dan ocha.. gag penting sih hahhahaha, yg nginep di RS nemenin gw adalah eben dan gaby, ade gw?? jangan harap ngiris hati gw ajah..
besoknya gw dipindahin di RSHS, karena gw belum dapat dilakukan tindakan medis (jiiiaaaah..) karena belum ada orang tua atau wali gw.. jadi kaki gw gitu2 aja berdarah mulu.. di RSHS gw nangis melulu, uda kaki dijait, dan pas mau rontgen (ronsen ajalah yah cape nulisnya..)darah dari infus gw keluar gara2 lupa dimatiin apa gitu.. ronsennya juga agak kurang manusiawi, kaki gw diplintar-plintir.. sakiiit...
setelah itu balik lagi ke emergency room, si suster malaysia (dia masih PKL lhooo, tp kok ditempatin di emergency room siiih???) neken2 infus lebi tepatnya jarum infus ditangan kiri gw.. sakit tol*l, gw uda nangis, dy masih dengan tampang psycho-nya dia cuma bilang "iiih.." mau gw teriakin aja nih suster.. masih neken2 tangan gw (sampe sekarang nyeri tangan gw) darahnya ga berhenti dan keluar ampe plester yang nahan infusnya baru dia manggil suster lain.. hadeeeeuhhh.........
alhasil gw nginep di RSHS selama 1 minggu lebih lha yaah.. di UGD banyak aja kejadian dari temen2 gw, ada yang maksa ngotot masuklah, ada yang marah2 di UGDlah.. macem2... apalagi gw sempat luntang-lantung di UGD, makin keseeeeeeelll...

Sabtu, 21 Agustus 2010

KARMA

Sakit Jiwa Ini adalah cerita yang memuakan, mengerikan, ga bisa dipercaya, masa siiih…aku malas meneruskan kalimat yang diucapkan oleh tunanganku kemarin malam sehubungan dengan pernyataan jujurku padanya. Aku mengatakan padanya bahwa ketika kami masih awal berpacaran dulu, aku selingkuh dengan seorang vokalis band Underground yang keren banget hingga aku hamil lalu aborsi, tapi aku dan sang vokalis brutal emang lagi edan, aku hamil lagi lalu aborsi lagi. Hingga akhirnya kami putus karena aku dilamar oleh pacar asliku dan bertunangan. Aku lumayan menghargai adat-adat kayak gitu, walaupun menurutku ga perlu, buang-buang waktu dan uang. Kenapa ga nikah aja sekalian ?Tadinya aku mau nikah sama vokalisku yang brutal itu. Aku suka sih, brutal di panggung, brutal juga di….ga usah dijelasin, ini bukan cerpen porno
Suatu hari ketika aku dan vokalis brutalku selesai melepaskan gairah, aku bertanya padanya sambil jariku menelusuri tato garuda di dada kirinya.“ sayang…kalo kamu mau, aku tinggalkan mas pram malam ini juga “Vokalis brutalku tidak menjawab, dia menjawabnya dengan memeluku erat-erat lalu…ehm…ehm…, ga usah di terangin apa yang terjadi selanjutnya. Sikapnya yang seperti itu ga bikin aku bt, aku senang bersamanya, melanggar norma-norma, mabuk bersama, teriak-teriak di kamar mandi bersama. Hidup adalah kebebasan, diri kita adalah gumpalan daging yang bebas, tanpa aturan. Kalau ada orang yang marah karena pemikiran kami ini, terserah…..yang penting kami ga menyakiti orang lain, yang penting senang. Seperti waktu aku putuskan untuk aborsi, aku biasa-biasa saja. Daripada bayi ini lahir ke dunia dengan ayah ibu yang ga jelas, lebih baik kami mengirimnya ke surga. Ga usah bayiku merasakan putus cinta, ikutan demo nentang Negara, atau bikin documenter ke daerah-daerah rawan. Vokalis brutalku setuju-setuju aja, walaupun dia agak sedih waktu dokter aborsi bilang janinnya laki-laki. Dia pengen banget punya anak laki-laki, katanya buat gantiin pemain bassnya yang bego.
Ketika akhirnya aku resmi tunangan, aku benar-benar ga berhubungan dengan orang lain lagi, tidak sedikitpun termasuk dengan vokalis brutalku. Ngga deeng..pernah sekali, sekali doang aku menemuinya di belakang panggung, tadinya mau say hello aja, eh malah ciuman di balik tirai hitam, ehm…aku yang memutuskan ciuman itu ko, karena tangannya udah menggerayang ke mana-mana. Tapi kita ga ngelakuin itu ko, aku kan udah tunangan, yang katanya udah mulai terikat ma mas Pram.
Kembali lagi sama tunanganku, mukanya jadi merah, eh..dia nangis waktu aku menceritakan semuanya, sejujur-jujurnya. Aku kira aku akan dapat hadiah kecupan lembut di pipi atas kejujuranku ini, malah dia menamparku dengan kemarahan yang..wah..susah dijelaskan! Aku heran, ko ga sama ya dengan omongan guru agamaku di SMU, bahwa jadi orang jujur itu bagus, dapat pahala, hidup tenang. Pagi-pagi sekali ibu bapak mas Pram datang ke rumah. Walaupun raut wajah mereka tenang, tapi warna merah yang membayangi wajah mereka sukar disembunyikan. Katanya..mereka mewakili mas Pram untuk membatalkan pernikahan, tunangan denganku. Papa mamaku kaget dan mukanya jadi merah juga. Sedetik setelah mantan calon mertuaku pamit, orangtuaku segera mengetuk pintu kamarku dengan keras. Sebenarnya aku masih ngantuk, tapi tetap aku hadapin orangtuaku tersayang ini.
Papa menghardikku dengan keras, mama sambil mencak-mencak berbicara tentang agama dan norma-norma. Aku kurang jelas mama ngomong apa, karena ngomongnya sambil nangis sih. Hari ini aku di kamar sendirian, adikku satu-satunya, laki-laki ga mau bertegur sapa denganku, ada apa ini ? apa salahku ? Mas Pram datang juga ke rumah, tapi diam aja, aneh banget ngapain datang kalau Cuma diem aja. Tiba-tiba dia bilang kalo dia menjaga “kehormatannya” untuk aku, tapi kenapa aku malah menghianati dia?
Aku diam aja, abisnya ga ngerti apa yang diomongin dia. Maksudku, aku bakalan setia kalo udah nikah, gampang kan.....clear masalah. Tapi lama-lama aku bosan ngobrol ma Mas Pram, kalo mau mutusin tunangan, ya udahlah……do it now! aku cape di nasehatin terus, please deh…..kalo mau cari yang masih perawan, cari aja, apa mesti aku operasi selaput dara? Lama-lama aku muak dengan pria bego yang satu ini. Akhirnya aku tinggalin dia nangis-nangis di sudut rumah, aku dandan gaya gothic dan nelpon vokalis brutalku. Aku kangen……mau ketemu nih! Mas Pram pengen tau aku mau kemana, mama teriak-teriak nanya aku mau kemana, papa lagi dikantor jadi ga bisa teriakain aku. “ Ada apa siiiiiiiih?!”
Ribet amat berurusan dengan orang yang mengklaim dirinya normal. Eh, vokalisku masih tidur, jam 4 sore nih sayang……! Iiih! Aku dipeluknya, kangen. Dia ok ga pernah nanyain tunangan, norma-norma, ga ada nasehat. Dia sangat pengertian dibalik keacuhannya. Aku cium bibirnya yang pink, masih bau alkohol, aku cium lagi, asyik! Dia balas, berciuman, berpelukan, berzinah, berdosa besar!!!!! Seminggu aku ga pulang-pulang, berduaan di rumah vokalis brutalku, aku senang, aku mencintainya tulus. Aku dicariin deh, terpaksa pulang karena mama lapor polisi. Aku ga boleh keluar rumah, dikunci dikamar, terpaksa aku lari lewat jendela, mereka lupa ga gembok jendelaku. Kembali kepelukan kekasihku. Vokalisku kasihan lihat aku, terus dia mandi, ganti baju bersih, eh…dia cakep banget, kulitnya putih, rambutnya pirang, hidungnya mancung, anaku pasti ok kalau dia papanya he…he…Dia ajak aku pulang, didepan mama-papa dia lamar aku dengan sungguh-sungguh. Papa mama menolak mentah-mentah. Ya sudah aku kabur lagi. Kali ini aku lebih cinta sama vokalis brutalku, akhirnya aku hamil, ga aborsi. Kami bilang mama papa, mereka nyerah, kami dinikahkan syah. Tapi papa mama ga tau kalau vokalisku ini beda agama, kita senbunyiin biar cepet dinikahin. Sekarang….., anak kami sudah 17 tahun dan cantik sekali. Vokalisku masih brutal tapi punya pekerjaan. Aku lagi pusing karena anak perempuanku kabur dari rumah udah seminggu, tunangannya sampe nangis-nangis minta dicariin. .The End.

Jumat, 20 Agustus 2010

Kota Kelamin

Cerpen Mariana Amiruddin
Mataku berkaca membentuk bayangan. Bayangan wajahnya. Wajah pacarku. Wajah penuh hasrat menjerat. Duh, dia menyeringai dan matanya seperti anjing di malam hari. Aku tersenyum dalam hati, ia menggeliat, seperti manusia tak tahan pada purnama dan akan segera menjadi serigala. Auu! Ia melolong keras sekali, serigala berbadan sapi. Mamalia jantan yang menyusui. Aku meraih putingnya, menetek padanya, lembut sekali. Lolongannya semakin keras, menggema seperti panggilan pagi. Pada puncaknya ia terkapar melintang di atas tubuhku. Dan tubuh pagi yang rimbun. Ia tertidur.

Pagi menjelang, ketika gelap perlahan menjadi terang. Tampak tebar rerumput dan pepohonan menjulang, angin dan sungai dan di baliknya bebek-bebek tenggelam dalam gemericik. Kutatap tubuhnya yang berkeringat membasahi tubuhku. Mengalir menumpuk menjadi satu dengan keringatku. Bulir-bulir air seperti tumbuh dari mahluk hidup. Bulir-bulir yang juga dinamai embun-embun bertabur di atasnya, bercampur keringat kami.

Matahari membidik tubuhku dan tubuhnya. Seperti kue bolu yang disirami panas agar merekah wangi. Wangi birahi tubuh kami. Pacarku masih mendengkur. Aku memperhatikan dadanya yang naik turun berirama, yang di atasnya dibubuhi bulu-bulu halus. Aku memainkan bulu-bulu itu dan sesekali mencabutinya. Bangun, kataku berbisik di telinganya. Lihat, matahari menyapa kita. Bebek-bebek naik ke daratan dan mendekati, mematuk biji-biji tanah di sekitarku. Aku melirik pelir pacarku yang kecoklatan. Kulit kendur, dan seonggok penis layu di atasnya. Aku tertawa sendiri. Bebek-bebek menyahut. Aku membelai penisnya, seperti membangunkan siput yang bersembunyi di balik rumahnya. Penis yang kunamai siput itu bergerak bangkit, bangun rupanya. Menegang, menantang, dan tersenyum memandangku. Selamat pagi, kataku. Kamu lelah semalaman, memasuki liang liurku. Dan rupamu yang menegang berjam-jam, kau harus menembus liangku berulang-ulang.

Di tempat inilah kami biasa bertamasya melakukan senggama. Tempat yang jauh dari mata-mata manusia yang mengutuk kelamin orang dan kelaminnya sendiri. Pacarku lalu terbangun, matanya memicing, bibirnya membentuk perahu, tersenyum seadanya. Liangmu nakal, katanya sambil menggeliat dan memelukku. Apa jadinya vagina tanpa liang. Apa jadinya tanpa lubang. Bagaimana menembusnya, katanya. Dan liurmu yang berlumur di penisku, bagaimana Tuhan menciptanya.

Aku memetik sekuntum bunga dan mematahkan putiknya, terlihat getah mengalir di ujung patahannya. Seperti ini, kataku menunjukkan padanya. Dan aku seperti ini, katanya sambil menjatuhkan serbuk sari bunga itu di atas kepala putik. Kami tertawa renyah.

Kami sepakat bahwa kelamin seperti sekuntum bunga dengan dua jenis kelamin di dalamnya. Benang sari dan putik yang tak mungkin berpisah dari kelopak bunganya. Juga warna-warna alam yang membiarkan kami melakukan senggama. Tak ada yang melarang, membatasi, tak juga mengomentari.

Inilah kebahagiaanku dengannya, kelamin-kelamin yang bahagia di malam hari. Kelamin juga butuh kebahagiaan. Kami mengerti kebutuhan itu. Kelamin-kelamin yang melepas jenuh, setiap hari tersimpan di celana dalam kami masing-masing. Tak melakukan apa pun kecuali bersembunyi dan menyembur air seni. Kelamin-kelamin yang menganggur ketika kami bekerja keras mencari uang. Apalagi penis pacarku, ia terlipat dan terbungkus di kantong sempaknya. Ketika mengembang ia menjadi sesak. Betapa tersiksanya menjadi penis. Begitu pula vagina, wajahnya sesak dengan celana dalam ketat nilon berenda-renda, tak ada ruang baginya. Kelamin-kelamin hanya dibebaskan ketika kencing dan paling-paling memelototi kakus setiap hari.

Kelamin kami memang tak boleh terlihat, oleh binatang sekalipun. Meski pada awalnya mereka hadir di dunia yang dengan bebasnya menghirup udara bumi. Sejak itu mereka bersinggungan dengan benda-benda buatan manusia. Terutama ketika dewasa, mereka semakin tak boleh diperlihatkan. Tak boleh terlihat mata manusia.

Suatu hari, vaginaku memucat. Penis pacarku kuyu. Aku heran, apa yang terjadi, kelamin yang tak bahagia. Aku dan pacarku diam, suasana sepertinya tak lagi menghidupkan kelamin-kelamin yang menempel di tubuh kami. Seandainya mereka bisa bicara apa maunya. Lalu kami mencoba telanjang dan berbaring berpelukan di rerumputan. Kelamin kami saling bertatapan. Tapi kami malah kedinginan. Tubuh kami menggigil memucat. Angin malam pun datang, mengiris-iris tulang kami. Ai! Pacarku, tiba-tiba penisnya hilang. Ke mana ia? Di sini, ia melipat meringkuk tak mau muncul, kata pacarku. Vaginamu? Mana vaginamu? Pacarku merogoh vaginaku, berusaha sekuat tenaga mencari lubang dan liang, tapi tak ketemu. Mana lubangmu? Kok susah? Tanya pacarku. Ia menutup sendiri, kataku. Lihat, senyumnya tak ada lagi.

Kami berdua beranjak, kemudian duduk di dekat sungai, menjauh dari angin. Tubuhku dan dia masih telanjang dan pucat di malam yang semakin pekat. Kami terdiam. Diam saja sampai pagi.
***
Sudah lama aku tak bertemu pacar. Entah mengapa, aku pun tak tertarik untuk bertemu. Bahkan mendengar lolongan dan dengkur tidurnya. Serta dadanya yang naik turun bila terserang nafsu. Aku sibuk bekerja beberapa minggu ini. Tak pernah tertarik pula pada bebek-bebek, angin dan pohon yang biasa aku dan dia temui di tengah senggama kami. Entah mengapa, ketika kubuka celanaku tampak vaginaku pucat tak lagi menunjukkan senyumnya. Kutarik celanaku dengan kasar, seperti ingin menyekap vaginaku yang tak lagi ramah. Sial! Kataku. Aku merasa tak ada gunanya punya kelamin kecuali untuk keperluan kencing. Aku kehilangan gairah, kulempar semua berkas-berkas di meja kerjaku. Juga foto-foto di atas meja. Foto-foto ketika kami bahagia. Dan foto-foto kelamin kami di dalam laci. Aku melemparkannya hingga membentur dinding.

Kubuka kaca jendela ruangan. Tampak tebaran gedung-gedung tinggi dan patung besar menjulang di tengah kota dan jalan-jalan layang yang menebas di tengahnya. Tampak pemukiman kumuh di baliknya dalam cahaya remang ditelan tebaran lampu gedung dan jalan yang menyala-nyala. Napasku sesak, seperti lama tak bernapas. Kujambak rambutku sendiri, dan aku berteriak panjang sekuat-kuatnya. Sampai aku lelah sendiri. Aku duduk di pojok ruangan, memandang meja kerjaku yang berantakan. Duduk lama hingga bulan tiba. Semua orang yang ingin menemuiku aku tolak. Aku mengunci pintu dan mematikan lampu. Aku terserang sepi. Kehilangan motivasi. Aku tertidur di atas kakiku sendiri.

Terdengar suara-suara merintih memanggil-manggil. Suara sedih dan renta. Ia seperti datang dari udara kota. Aku terbangun dan menajamkan pendengaran. Suara apa itu? Ia ternyata hadir tak jauh dari dekatku. Aku mencari sumber suara itu. Mana dia? Kutemui suara itu yang ternyata keluar dari vaginaku.

Kami tak pernah diakui. Kami terus saja diludahi. Kami dinamai kemaluan, yang artinya hina. Manusia tak pernah menghargai kami. Sama dengan pelacur-pelacur itu. Segala aktivitas kami dianggap kotor.

Samar-samar kudengar suara vaginaku yang aneh. Ia tak seperti suara manusia. Kata-katanya seperti kayu yang lapuk dan lembab, yang sebentar lagi akan dimakan rayap.

Bagaimana cara Tuhan memaknai kami? Kami pun buruk dalam kitab-kitab suci, lebih buruk dari setan dan jin.

Aku mengelus vaginaku. Kubuka celanaku dan membiarkannya bernapas. Aku bingung sendiri bagaimana ia bisa bicara. Itukah yang membuatmu pucat selama ini?

Keningku berkerut. Setelah itu tak ada lagi suara. Aku menatap vaginaku, seperti menatap mahluk hidup yang mati. Aku menyalakan lampu. Aku membereskan berkas-berkasku yang berantakan di lantai ruangan. Aku membuka kunci pintu dan keluar menuruni tangga, aku ingin berjalan mengelilingi kota di hari menjelang larut. Tampak orang-orang lalu-lalang dan beberapa seperti sengaja menabrak tubuhku. Aku jengkel dan berteriak memaki mereka. Tiba-tiba datang suara-suara seperti rayap yang merambat di balik kayu-kayu bangunan tua. Ampun, suara apa lagi ini? Samar-samar aku seperti melihat orang-orang telanjang dan berbicara dengan kelaminnya. Semua orang di kota ini telanjang! Kelamin mereka megap-megap. Penis-penis menegang seperti belalai gajah yang sedang marah dan melengkingkan suaranya. Vagina-vagina memekik dan menampakkan kelentit-kelentitnya yang tak lagi merekah. Liang-liang gelap vagina tampak menganga di depan mata.

Aku tak kuasa mengendalikan kebingunganku. Aku tahu para kelamin sedang meneriakkan batinnya. Aduh, manusia. Benar juga, bahkan tubuhmu sendiri tak kau hargai. Aku ingin sekali membantu mereka. Bahkan kelamin-kelamin yang sejenis dan bercinta setiap malam, dan kelamin-kelamin yang telah diganti dengan kelamin jenis lain, aku melihat jelas sekali kelamin para waria yang sedang berjoget di jalanan itu. Kelaminnya menangis tersedu-sedu mengucapkan sesuatu.

Aku lelah dan berhenti di sebuah taman kota. Aku duduk di bangku taman itu sembari melihat patung telanjang yang menjulang di atasku. Penisnya tampak dari bawah tempatku duduk. Aku melihat rupa patung itu yang penuh amarah, dan penis besarnya yang tak lain adalah batu.

Pacarku, aku teringat pacarku. Di manakah pacarku.
Di sini!
Kaukah itu?

Tak kuduga pacarku tiba mendatangiku dalam keadaan telanjang. Penisnya seperti jari-jari yang sedang menunjuk. Penisnya menunjuk-nunjuk ke arah kelaminku. Ternyata aku pun telanjang. Orang-orang di kota ini telanjang tak terkecuali. Kulihat vaginaku megap-megap dan liurnya menetes-netes. Pacarku lekas meraih tubuh telanjangku di taman itu, memeluk dan menggendongku di bawah patung besar telanjang menjulang.

Matanya menembus mata dan hatiku. Jarinya merogoh liang gelap vaginaku yang sudah menganga. Pacarku sangat mengenal teksturnya. Liur yang melimpah. Limpahannya membasahi jemarinya. Lalu ia mencabutnya dan menggantikan dengan penisnya yang menembus. Kini kami bersenggama di tengah kota. Kota di mana setiap orang telanjang dan tak peduli dengan ketelanjangan orang lain. Auu! Pacarku kembali menjadi serigala melolong. Ia menggigit seluruh tubuhku. Seperti anak anjing, aku menggapai sepasang puting di dadanya dengan lidahku. Kami menyatu dalam tubuh dan kelamin. Aku mengerti sekarang, kelamin pun punya hati. ***

untuk Hudan Hidayat yang ’takkan pernah sembuh’
Jakarta, 1 September 2005


Tentang Pengarang

Mariana Amiruddin, Magister Humaniora Kajian Wanita Universitas Indonesia. Kini bekerja sebagai Redaktur Pelaksana Jurnal Perempuan
dan Manager Program Yayasan Jurnal Perempuan. Bukunya antara lain Perempuan Menolak Tabu, Beyond Feminist dan novel berjudul Tuan dan Nona Kosong bersama Hudan Hidayat.

DESA PENGLIPURAN





Tanggal 2-6 Agustus saya dan keluarga besar Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha melaksanakan kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) di Bali. Tempat kunjungan berbeda-beda tergantung dari setting apa yang dipilih oleh mahasiswa. Setting Klinis kunjungan ke RSJ Bangli, kemudian Setting Pendidikan ke ISI, setting Psikologi Industri dan Organisasi ke pabrik keramik PT. Jenggala Keramik Bali, setting Perkembangan ke desa adat Pegulingan, dan setting Sosial ke desa adat Penglipuran. Kebetulan saya sendiri mengambil setting Sosial.. Takjub, desanya rapi, bersih, indah dan tertata. Yang saya ingat dari desa Penglipuran ini adalah Pendesa Bpk Wayan Supat, Bpk Nengah dan siapa yaaah? hahahaha..:D

Jadi ini sedikit info tentang Desa Adat Penglipuran.

Sangat unik mungkin itu kata yang paling tepat untuk desa adat penglipuran. Corak pintu gerbangnya atau yang disebut dengan “angkul angkul” terlihat seragam satu sama lainnya. Penampilan fisik desa adat juga sangat khas dan indah. Jalan utama desa adat berupa jalan sempit yang lurus dan berundag undag. Potensi pariwisata yang dimiliki oleh desa adat penglipuran adalah adatnya yang unik serta tingginya frekuensi upacara adat dan keagamaan.

Meski desa adat penglipuran saat ini sudah tersentuh modernisasi yakni perubahan kearah kemajuan namun tata letak perumahan di masing masing keluarga tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Sebuah falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, serta manusia dengan Tuhan.

Generasi muda penglipuran yang hampir seluruhnya menikmati pendidikan formal mulai dari SD hingga perguruan tinggi, tetap melestarikan tradisi yang mereka warisi dari para leluhurnya. Bangunan suci yang terletak di hulu, perumahan di tengah dan lahan usaha tani di pinggir atau hilir.

Rumah masing masing keluarga hampir seragam mulai dari pintu gerbang, bangunan suci(merajan) dapur, tempat tidur, ruangan tamu, serta lumbung untuk menyimpan padi. Antara satu rumah dengan rumah lainnya, terdapat sebuah lorong yang menghubungkannya sebagai tanda keharmonisan mereka hidup bermasyarakat. Pintu gerbang yang memiliki bentuk yang seragam terletak di sisi timur dan barat serta berhadap hadapan satu sama lainnya. Tembok pekarangan tepatnya dibuat dari tanah liat dengan bentuk dan warna seragam. Bahan baku bamboo untuk atap angkul angkul tersedia dalam jumlah banyak karena tumbuh subur di desa adat penglipuran. Desa adat penglipuran mempunyai hutan bamboo yang cukup luas dengan sekitar limabelas macam bamboo yang dapat dijadikan sebagai jalur hiking. Keadaan hutan yang masih alami/ menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Sangatlah tepat jika desa adat penglipuran dijadikan sebagai desa tujuan wisata. Desa wisata semakin populer belakangan ini sebagai alternatif dari pariwisata konvensional.

Sampai saat ini desa wisata penglipuran ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tak jarang, mereka yang datang adalah dari kalangan ilmuwan serta mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di desa adat penglipuran. Desa adat penglipuran tepatnya berada di Kelurahan Kubu Kabupaten Bangli/ kurang lebih 45 km dari kota Denpasar. Apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor akan menempuh kurang lebih satu jam perjalanan. Terletak di ketinggian 700 diatas permukaan laut, menjadikan udara di desa adat penglipuran tergolong dingin. Keasrian desa adat penglipuran dapat dirasakan mulai dari memasuki kawasan pradesa. Balai masyarakat dan fasilitas kemasyarakatan serta ruang terbuka pertamanan, semakin menambah keaslian alam pedesaan. Desa adat penglipuran merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki tatanan spesifik dari struktur desa tradisional. sehingga mampu menampilkan wajah pedesaan yang asri. Penataan fisik dan struktur desa, tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah berlaku turun temurun.

Areal pemukiman serta jalan utama desa adat penglipuran adalah areal bebas kendaraan terutama roda empat. Keadaan ini, semakin memberikan kesan nyaman bagi para wisatawan yang datang. Kata penglipuran berasal dari kata penglipur yang artinya penghibur, karena semenjak jaman kerajaan , tempat ini adalah salah satu tempat yang bagus untuk peristirahatan. Selain itu, menurut masyarakat kata penglipuran juga dipercaya berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti sebagai tempat yang suci untuk mengingat para leluhur.

Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan kini mereka mulai beralih ke usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga.Dengan memanfaatkan bamboo sebagai bahan bakunya/ menjadikan desa penglipuran sebagai komunitas yang unik diantara kemajuan pulau dewata yang semakin pesat. Sesuai dengan kosep yang ada, desa adat penglipuran dibagi menjadi tiga bagian yaitu bangunan suci yang terletak di hulu/ perumahan di tengah, dan lahan usaha tani di pinggir atau hilir. Di Pura Penataran/ masyarakat desa adat penglipuran memuja Dewa Brahma manifestasi Ida Sang Hyang Widi sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.

Dan masyarakat desa adat penglipuran percaya bahwa leluhur mereka berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani.Dilihat dari segi tradisi, desa adat ini menggunakan sistem pemerintahan hulu apad.Pemerintahan desa adatnya terdiri dari prajuru hulu apad dan prajuru adapt. Prajuruhulu apad terdiri dari jero kubayan, jero kubahu, jero singgukan, jero cacar, jero balung dan jero pati. Prajuru hulu apad otomatis dijabat oleh mereka yang paling senior dilihat dari usia perkawinan tetapi yang belum ngelad.Ngelad atau pensiun terjadi bila semua anak sudah kawin atau salah seorang cucunya telah kawin. Mereka yang baru kawin duduk pada posisi yang paling bawah dalam tangga keanggotaan desa adapt. Menyusuri jalan utama desa kearah selatan anda akan menjumpai sebuah tugu pahlawan yang tertata dengan rapi. Tugu ini dibangun untuk memperingati serta mengenang jasa kepahlawanan Anak Agung Gede Anom Mudita atau yang lebih dikenal dengan nama kapten Mudita. Anak Agung Gde Anom Mudita, gugur melawan penjajah Belanda pada tanggal 20 November 1947. Taman Pahlawan ini dibangun oleh masyarakat desa adat penglipuran sebagai wujud bakti dan hormat mereka kepada sang pejuang.Bersama segenap rakyat Bangli, Kapten Mudita berjuang tanpa pamrih demi martabat dan harga diri bangsa sampai titik darah penghabisan.
(http://kemoning.info/blogs/?p=1075)

Selasa, 20 Juli 2010

Palangkaraya - Jakarta - Bandung (20/07/2010)

Lucu saat saya melihat tingkah polah dari penumpang Palangkaraya dgn tujuan Jakarta.
Di sebelah saya ada seorang remaja putri dan ibunya duduk di dekat ujung jendela.
Lucu yang ada dalam pikiran saya adalah ibu dan anak ini berbelanja di dalam pesawat, memang ada inflight shop di pesawat cuma yg saya heran belanjaannya banyak banget. mulai dari syal 3 lembar, parfum 1, kemudian pulpen, dll...
saya yang duduk di ujung rasanya risih juga,pramugarinya hilir mudik, bolak-balik ke t4 saya duduk.. badan saya kesenggol lagi, klw kata orang Dayak disitu saya memamerkan wajah "ringi-ringi" (melongo).
yang berbeda dari penerbangan saya kali ini adalah hampir seperempat dari penumpang berbelanja, dari topi, baju, boneka, lipstick, dan lain sebagainya.
atau karena saya dalam kondisi badmood kali yaaaaaa??

Minggu, 28 Maret 2010

MAAF

seandainya aku mengatakan padamu aku cinta kamu...
mungkin jawaban yg akan ku terima darimu...
MAAF, aku bukan yg terbaik untukmu..

seandainya aku memberikan sedikit perhatian untukmu..
mgkn jawabanmu..
MAAF, berikan perhatian pada orang lain yg lebih pantas dari pada aku...

jika aku mengatakan banyak yg menyukaimu...
mungkin jawabmu..
MAAF, itu hak orang yg menyukai kelebihanku...

jika aku mengatakan orang lain membencimu..
mungkin jawabanmu...
MAAF, memang salahku...

bila aku mengatakan aku benar2 menyayangimu...

mungkin jawabanmu...
MAAF, aku juga sayang kamu tetapi aku masih tak pantas untukmu...

jika keadaan terbalik dan kau menanyakan hal yg sama padaku
akan ku jawab dengan pasti...
MAAF aku menerima hatimu tulus apa adanya tanpa ada alasan yang lain...

Senin, 01 Februari 2010

Con Te Partirò

Quando sono solo sogno all'orizzonte
e mancan le parole
si lo so che non c'è luce
in una stanza quando manca il sole
se non ci sei tu con me
u le finestre
mostra a tutti il mio cuore
che hai acceso chiudi, dentro me
la luce che hai incontrato per strada

Con te partirò paesi che non ho mai
veduto e vissuto con te
adesso sì li vivrò
Con te partirò su navi per mari
che io lo so no, no, non esistono più
con te io li vivrò

Quando sei lontana sogno all'orizzonte
e mancan le parole
e io sì lo so che sei con me
tu mia luna tu sei qui con me
mio sole tu sei qui con me con me con me con me... con me con me

Con te partirò
Paesi che non ho mai veduto e vissuto con te
adesso sì li vivrò
Con te partirò
su navi per mari che, io lo so
no, no, non esistono più
con te io li rivivrò
Con te partirò
su navi per mari che, io lo so
no, no, non esistono più
con te io li rivivrò
Con te partirò...

Io con te!

Minggu, 31 Januari 2010

tergila-gila dengan lagu ini.......

Sarah Brightman & José Cura -- Just show me how to love you (Tu cosa fai stasera)

Sarah:
Tu cosa fai stasera?
Rimani ancora un pò
sarà quest' atmosfera
ma non mi dire di no

Per farti prigioniero
qualcosa inventerò
ma che bisogno c'era
di amarti subito un pò

José:
Questo giorno è una pazzia
ma la luna è amica mia
se ti resta un sogno da buttare via
soli in mezzo a una città
Solo amici e poi chissà

Poi non basta mai
tante cose da dirsi
e baciarsi e capirsi e stringersi
poi non basta mai
si fa tardi ma dai
dove corri a quest'ora?

Both:
Just show me how to love you
Io non ti lascio più
gabbiano di scogliera,
io sto, una favola, e tu?
Just show me how to love you

Sarah:
Fame o febbre o quel che sia
mi ci sento a casa mia
dentro questo sogno da buttare via
non mi sembra vero ma
sembra un'altra la città

José:
E non basta mai
tante cose da dirsi
e baciarsi e capirsi e stringersi
e non basta mai
è già tardi ma dai
dove torni a quest'ora?

Both:
Just show me how to love you
E ci ridiamo su
gabbiano di scogliera
ma dov'êri nascosto'
dov'êri finora?

Sarah:
Tu cosa fai stasera?
Ci ridiamo su
magari un'altra sera
ed è già domattina
e la luna la spegni tu!
Just show me how to love you

Sarah:
What are you doing this evening?
Stay a little longer
it must be this place
but don't say "no"

I will invent something
to hold you prisoner
what a need there was
to love you a little so quickly?

José:
Today's a crazy day
but the moon is my friend
if you still have a dream to throw away
us alone in the centre of a city
Just friends and then who knows?

But it's never enough
so many things to tell each other
and kiss, understand one another, hold one another
but it's never enough
and it's late, but so what?
where are you hurrying to at this hour?

Both:
Just show me how to love you
I will never leave you again
I, a seagull on the rocks,
will be like a fairy-tale, and you?
Just show me how to love you

Sarah:
Hunger or fever or whatever
I feel at home
inside this dream to throw away
it doesn't seem true but
seems another city

José:
And it's never enough
so many things to tell each other
and kiss, understand one another, hold one another
and it's never enough
it's already late, but so what?
where are you going to this hour?

Both:
Just show me how to love you
and we'll laugh about it
like a seagull on the rocks
but where were you hiding?
where were you until now?

Sarah:
What are you doing this evening?
We'll laugh about it
perhaps another evening
it's already morning
the moon is sent away by you!